Kota Tua Georgetown merupakan salah satu kota Heritage society yang dilindungi oleh Unesco. Situs situs sejarah Georgetown terletak tersebar pada beberapa tempat, disini terdapat peninggalan peranakan--keturunan Chinese yang berakulturasi dengan budaya Melayu: berupa kuil, mansion, ruko, dan situs-situs keturunan India (Bengali, Kapitan Keling, kuil, pasar). Untuk area konservasi, istilah jalan diubah menjadi "lebuh" dan "lane". Yang cukup menarik disana penamaannya masih merujuk kepada istilah yang berbau British, kalau jeli didalamnya kita bisa menemukan istilah tempat yang namanya "love lane", "lebuh Buckingham" , "lebuh Manchester", " lebuh Chulia" dan lain sebagainya.
jalan mesjid kapitan keling, penang |
Setelah puas tidur semalaman, walau kamar hotel sangat kecil, tapi didalamnya cukup bersih dan lengkap mulai dari handuk, sabun, shower, dll. jam 5 pagi saya bangun mandi dan sholat shubuh (arah kiblat ada di hotel), seperti biasa saya jalan kaki sendirian selama satu atau dua jam mengitari lokasi di sekitar hotel, sambil menunggu anak-anak dan isteri selesai mandi dan mempersiapkan diri untuk raun-raun di Penang.
karena kami hanya dua hari di Penang, rencana senin sore sudah siap-siap penerbangan ke Bangkok, maka tidak terlalu banyak objek yang bisa dikunjungi.
Pagi jam 09.00 kami berangkat dari hotel berjalan kaki menunju terminal komtar, rencana hendak mencari sarapan pagi, kami masuk ke Perangin Mall (punya orang Batak kali yaa..) dan muter-muter sampai dilantai 4, ada foodcourt tp kami lihat tidak ada yang cocok (halal food), setelah tanya sama satpam, katanya di lantai 5 ada restoran masakan melayu asli, tetapi pagi itu belum siap menu masakannya, jadi kami tidak jadi makan disana.
Akhirnya diputuskan pergi ke terminal, ada warung tempat makan sederhana sekali, tp cukup bersih, dan ada beberapa orang yg pakai jilbab makan disana, maka kami putuskan saja sarapan ditempat tersebut.
![]() |
CAT Free bus |
Lima belas menit lamanya menunggu, akhirnya bus datang dan menurunkan penumpang, bus nya penuh sekali (karena hari minggu, penduduk kota penang banyak yg menggunakan bus ini)..., kami antri untuk naik bus tsb.., setelah bus penuh dan berjalan sekitar 20 menit kami berhenti di halte stop bus di kawasan jalan masjid kapitan keling...disekitar lokasi ini terdapat beberapa objek wisata jika kita jalan kaki bisa dicapai dengan mudah, tapi sayang cuaca sangat panas dan terik sekali.
Kawasan jalan Masjid Kapitan Keling |
Kami mulai explorer dari masjid bernuansa India di jalan Masjid Kapitan
Keling, dan Masjid Melayu Aceh di jalan Lebuh Acheh. Gereja St George’s Church
di jalan Lebuh Bishop atau gereja Saint Francis Xavier Church di jalan Penang.
Berbagai temple baik dari China ataupun India dengan arsitektur yang indah dan
memukau pun dapat dijumpai disepanjang jalan, seperti Khoo Kongsi di jalan
Cannon Square.
Khoo kongsi (si beben baca mantra) |
Ada juga di
jalan Lebuh Cannon yaitu Yap Kongsi Temple serta Teochew Temple di jalan 127
Chulia. Benteng Fort Cornwallis yang berada di jalan Lebuh Light peninggalan
Sir Francis Light abad 18 pun berdiri dengan megah lengkap dengan patung Sir
Francis Light dan bangunan meriam di dalamnya. Dan juga Queen Victoria Memorial
Clock Tower yang dibangun tahun 1897 dan selesai di tahun 1902 berdiri megah
setinggi 60 kaki di jalan Lebuh Light.
Hari minggu ini banyak sekali orang dari keturunan chineese berkumpul di Khoo kongsi Temple.., sepertinya ada pertemuan yang diakhiri dengan makan serta ritual di depan temple..., setelah selesai acara di temple tersebut.., si Beben (anak kami nomor 3) mencoba pula peruntungan dengan berdoa di depan temple tersebut..., tapi entah apa mantra dan doa yang dibaca nya.., yang jelas dia tidak kebingungan habis itu..hee...hee...Setelah puas jalan jalan melihat beberapa objek.., kaki kami mulai berat dan sulit untuk diajak melangkah, hari panas sekali, waktu sudah menunjukan pukul 14.00 siang, lalu kami putuskan untuk mencari tempat pemberhentian CAT free Bus, rencana hendak ke Gurney Drive, dari sana balik lagi ke Komtar untuk melanjutkan perjalanan ke Batu Ferringhi.
Kira-kira setengah jam kami menunggu, bus CAT free akhirnya muncul dan kami naik menuju Gurney Drive, dan berhenti dekat pantai, tidak banyak yg dapat dilihat disini, pantainya biasa sja, ditaman orang banyak duduk sambil santai, ada yg asyik membaca buku, anak anak berlarian. hanya sebentar kami disini, selanjutnya kami naik CAT free bus menuju ke Komtar.
pertigaan lebuh chulia, penang |
Dari terminal Komtar kami naik rapid bus nomor 102 untuk meneruskan perjalanan ke Teluk Bahang ongkos RM. 3,2/orang. Teluk Bahang merupakan daerah perkampungan mayoritas melayu, dan jalannya berbelok -berliku menyusuri sepanjang pantai melalui kawasan Batu Ferringhi, perjalanan ditempuh hampir 50 menit...(lama juga ya..., tp kami sengaja untuk bisa istirahat dan tiduran di bus...., ini trik kami kalau kaki sudah susah diajak untuk berjalan, badan sudah capek, selalu kami cari bus yg rutenya panjang, sehingga kita bisa selonjoran dan tiduran di bus...)
Akhirnya sampai juga kami di Teluk Bahang, dan kami berhenti di pertigaan dekat pasar tradisional (pasar basah) Teluk Bahang untuk cari makanan, (katanya ikan bakar disini enak) sayang pasarnya kalau sore sudah tutup (kata orang sana pasar buka pagi jam 06.00 sampai 12.00 siang). Karena perut sudah lapar, kami lihat ada rumah makan nasi kandar diseberang jalan di depan pasar, kami putuskan untuk makan saja disana, tapi kami kaget juga karena porsi makanannya sangat besar (jumbo), karena perut lapar ludes juga akhirnya, tinggal piring-piring kosong saja.
Pantai di Batu Ferringhi |
Waktu menunjukan pukul 17.00 sore, setelah selesai makan, kami berencana mau main ke pantai Feringghi, kami naik bus nomor 102 td yang berlawanan arah menuju ke Komtar, dan kami diturunkan dekat area hard rock hotel, ongkos RM. 1/orang. Sopir bus sangat familiar sekali, dan kami di ingatkan kalau bus terakhir kearah komtar (tmpt kami menginap) paling lambat jam sembilan malam, selepas itu nggak ada lagi bus yang beroperasi katanya, kalau pakai taxi ke komtar mahal sekali, harganya sekitar RM. 80 kata sopir tsb.
Mesjid Jamek Ar-rahman, Batu Ferringhi |
Selesai sholat, kami berjalan beberapa meter, menuju ke arah pantai, pantainya bersih dan pasirnya cukup putih, (tapi tidak seindah pantai yang ada di Indonesia), disana ada berbagai macam permainan: ada banana boat, skuter air, terbang layang yang ditarik dengan boat, dan persewaan kapal. Kami tidak ikut permainan tersebut, karena tidak bawa persiapan pakaian renang, banyak turis dari Iran, Pakistan, Eropa dan China yang asyik bermain dan berenang.
Si Bima lagi narik becak, Penang |
Menjelang malam dipantai ini orang makin ramai, kafe dan restoran disekitarnya sibuk melayani tamunya, lalu kami putuskan untuk berjalan menyusuri trotoar sepanjang jalan pantai ferringhi. Ramai sekali pedagang kaki lima yang memajang dagangannya sampai larut malam, dan rata rata pengunjungnya turis dari mancanegara, jarang sekali penduduk lokal yang kami lihat, sepertinya pemerintah lokal sengaja menata pasar kaki lima ini dengan baik dan rapi.
Tepat pukul delapan malam kami cari halte bus untuk menuju pulang ke hotel, tak lama kira-kira menunggu 20 menit bus nomor 102 muncul, dan kami naik menuju arah komtar, malam itu macet sekali, hampir satu jam perjalanan kami baru sampai di hotel.
Setelah sampai di hotel kami mandi dan istirahat, karena tengah malam nya berencana menonton final sepak bola piala Euro 2012 antara Spanyol dan Italy. Karena di Tune Hotel tidak disediakan TV di dalam kamar, maka kami menonton di lobby hotel bersama sama dengan tamu lainnya, ramai sekali penonton malam itu....sebelum nonton bareng, kami belanja beberapa kaleng minuman ringan dan snack di seven eleven lantai bawah yang buka 24 jam...asyiik.. (bersambung...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar